Proses pembuatan batako press di Lapas Kelas IIA Ambon (ANTARA/Dedy Azis)
Lapas Ambon tengah menerima pesanan sebanyak 1.000 buah batako pres dari masyarakat yang seluruh proses produksinya dikerjakan langsung oleh warga binaan
Ambon (ANTARA) – Lembaga Pemasyarakatan (Lapas) Kelas IIA Ambon di bawah naungan Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku melatih warga binaan pemasyarakatan (WBP) memproduksi batako untuk kemandirian.
Kepala Lapas kelas IIA Ambon Herliadi di Ambon, Kamis, menegaskan program ini bertujuan membekali warga binaan dengan keterampilan nyata yang dapat dimanfaatkan setelah bebas.
“Kami ingin mereka keluar dari sini dengan bekal keterampilan, bukan hanya harapan. Produksi batako ini adalah bukti bahwa warga binaan mampu berkontribusi secara ekonomi,” ujarnya.
Menurutnya, kegiatan ini tidak hanya sekadar memenuhi permintaan pasar, tetapi juga bagian dari program akselerasi Menteri Imigrasi dan Pemasyarakatan, Agus Andrianto, yang bertajuk Penguatan dan Peningkatan Pendayagunaan Warga Binaan untuk Menghasilkan Produk UMKM.
Baca juga: Kepala Ditjenpas NTB apresiasi dukungan KemenPPPA latih warga binaan
Apalagi, kini Lapas Ambon tengah menerima pesanan sebanyak 1.000 buah batako pres dari masyarakat yang seluruh proses produksinya dikerjakan langsung oleh warga binaan.
Proses pembuatan batako press di Lapas Kelas IIA Ambon. ANTARA/Dedy Azis
Dalam proses produksi batako pres tersebut, warga binaan terlibat aktif mulai dari pencampuran material semen dan pasir, pengepresan menggunakan alat pres, hingga tahap pengeringan. Seluruh kegiatan dilakukan di sarana asimilasi edukasi batako pres Lapas Ambon.
Baca juga: Lapas Ciamis latih warga binaan agar terampil membuat coir net
Pesanan batako dari masyarakat ini juga mencerminkan adanya kepercayaan publik terhadap kualitas karya warga binaan, sekaligus menjadi langkah awal membangun sinergi antara Lapas dan masyarakat.
“Satu batako pres yang diproduksi itu seharga Rp1.500,” kata Herliadi
Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan Maluku, Ricky Dwi Biantoro, memberikan apresiasi terhadap program ini. Ia menyebut produksi batako pres oleh warga binaan merupakan bentuk nyata implementasi program akselerasi kemandirian.“Program seperti ini tidak hanya berdampak positif bagi warga binaan secara pribadi, tetapi juga membuka peluang kontribusi ekonomi yang lebih luas melalui produk UMKM (usaha mikro, kecil dan menengah),” tegasnya.
Baca juga: Lapas Kalsel latih petugas-warga binaan bahasa isyarat, ini tujuannya
Pewarta: Ode Dedy Lion Abdul AzisEditor: Sambas Copyright © ANTARA 2025
Dilarang keras mengambil konten, melakukan crawling atau pengindeksan otomatis untuk AI di situs web ini tanpa izin tertulis dari Kantor Berita ANTARA.